Oleh: Ranang Aji SP
Melupa jalan pulang dimana kita menyimpan hati
Kegelisahan yang berserakkan sepanjang malam
Tak menemu jejak di tanah yang pernah kita pijak.
Pertengkaran pun dimana kita menuju menjadi kabut
Tak menentu arah samar di mata yang mulai berlinang.
Kita harus pulang, katamu.
Pada hati dimana segala rindu untukku untukmu terjaga.
Lalu, malam merupa sundal yang tak dibayar para begundal
Dingin, beku dan menyentak kilat.
raguku menjadi jurang mencemas bagimu tiba-tiba.