Rabu, 29 Desember 2010

Lengan Cahaya

Oleh : Aulia A. Muhammad


mungkin engkau tengah berada di jalan, menderu bersama gugusan bintang di atas kepalamu. atau, kau biarkan tubuh mungilmu --yang selalu kuangankan itu-- terguncang-guncang digoda jalan, seperti buaian yang memberimu mimpi. selebihnya adalah kegelapan yang ditembusi cahaya mobilmu...

aku di sini merindu.

ada burung malam melintasi laju mobilmu, berkepak. seperti rinduku yang mengelopak.

di sini, dengan sepenuh tenaga, telah kuciptakan bintang utara, dan kuletakkan di pematang langit sana, untuk dapat mengawasimu, menjadi wakilku. bintang itu akan bersinar, menemanimu, menerobos dari kaca sisi kirimu, dan lengan cahayanya membelai pipimu yang tergolek di bantal itu.

aku makin merindumu...

sayang, tidurlah. pejamkan matamu, agar kau tak dapat ditaklukkan lelah. karena usai perjalanan panjang itu, esok, aku akan menagih utang rindu ini, bersama bunganya. dan kuharap, kau izinkan aku menyesap rindu, dari kedua bilik dadamu..

akan kutuliskan sebaris kata di lingkar perutmu dengan lidahku: aku mencintaimu...

Sabtu, 25 Desember 2010

Merindu Fang

Oleh : Ranang Aji Sp


2
menanda malam dipenuhi hujan dan ruang dimana kita merebah sayah
Merengkuh waktu pada jurang tanpa jarak yang mengalirkan nutfah
Begitu sempurna kita memikat langkah tak bertujuan
Kau menjadi angin dan aku adalah debu yang bertebaran

( Ingatlah, pada malam dipenuhi hujan dan ruang dimana kita merebah sayah )

Di sini, setelah ragamu menjarak dan mewayang, Pada malam-malam kehilangan bulan,Dicatatkan sebuah kenangan Pada dinding dinding hati yang memar Oleh waktu yang dilumat kerinduan.


2010

Senin, 20 Desember 2010

Mantera Cinta

Oleh : Asep Sambodja

langit, hai langit
bawa aku ke bukit-bukit

mungkin sakit, mungkin jiwa laknat
-- yang konyol dan busuk ini
sudah percaya pada cinta
yang nonsens

oh burung, oh kecoa
pergilah ke dalam gorong-gorong getirku
hari ini luka
lusa tiada

ya abunawas, ya ubi rebus
beri aku air tanpa uap
buang aib biar menguap

hari ini, hari ini
aku melihat wajahku dimana-mana
pada sepatu yang melayang di wajah hakim
pada suara resah di balik kelambu

oh pelacur-pelacur yang tergusur
dimana kau simpan cinta?

oh becak, oh Tuhan
berapa jarak yang harus kukayuh
nafasNya terengah-engah
bukan mengejar rupiah
tapi dikejar pentungan sialan

oh cintaku, monyet kecilku
malam ini aku kesepian
kucari-cari cintamu di laci dapur
kutemukan bau busuk di rak sepatu

citayam, dimanakah kau simpan cinta?
oh duri, oh beruang
jangan kau cakar hatiku
yang ringkih

oh surga
jauh dekat Rp 5.000