Rabu, 29 Desember 2010

Lengan Cahaya

Oleh : Aulia A. Muhammad


mungkin engkau tengah berada di jalan, menderu bersama gugusan bintang di atas kepalamu. atau, kau biarkan tubuh mungilmu --yang selalu kuangankan itu-- terguncang-guncang digoda jalan, seperti buaian yang memberimu mimpi. selebihnya adalah kegelapan yang ditembusi cahaya mobilmu...

aku di sini merindu.

ada burung malam melintasi laju mobilmu, berkepak. seperti rinduku yang mengelopak.

di sini, dengan sepenuh tenaga, telah kuciptakan bintang utara, dan kuletakkan di pematang langit sana, untuk dapat mengawasimu, menjadi wakilku. bintang itu akan bersinar, menemanimu, menerobos dari kaca sisi kirimu, dan lengan cahayanya membelai pipimu yang tergolek di bantal itu.

aku makin merindumu...

sayang, tidurlah. pejamkan matamu, agar kau tak dapat ditaklukkan lelah. karena usai perjalanan panjang itu, esok, aku akan menagih utang rindu ini, bersama bunganya. dan kuharap, kau izinkan aku menyesap rindu, dari kedua bilik dadamu..

akan kutuliskan sebaris kata di lingkar perutmu dengan lidahku: aku mencintaimu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar