Oleh : Rama Prabu
suatu ketika, senja pernah bertanya
bagaimana hari dapat dilayari
tanpa rasa yang membuat onak hati*)
agar rasa bisa dirayakan, disemayamkan di kedalaman
bagi mereka yang menulis dengan darah dan air mata
jawaban tak perlu diluruskan
tak harus dicarikan kebenaran
temaram malam dan seikat bunga asoka
adalah jawaban sang fajar
karena bahasa mentari tak pernah ingkar janji
pasti ada yang dapat ditepati
dan perayaan yang kita angankan
adalah sampan kecil dari pertemuan
hati yang kan memandu arah
kemana hendak kita menarik madah
membentang selendang hingga masa lalu tak hanya indah untuk dikenang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar